Kilas balik - Ho Chi Min City & Siam Reap

Hujan-hujan gini enaknya mengenang cerita lama niy. Kangen juga nulis pake bahasa Endonesia untuk sesuatu yang bukan berupa proposal atau laporan kerjaan kantor. Hehehe.

Mei 2012 kemarin, entah kesambet apa, yang jelas saya dan teman-teman *halah* melancong ke daerah Ho Chi Min City, Vietnam, ato yang biasa saya sebut HCMC *penting*. Trip kali ini rada bego sebenernya, soalnya seminggu sebelum perjalanan itu, saya terpilih sebagai pegawai yang beruntung untuk mengikuti training di luar negeri. Di mana? Tepat sekali. Di Ho Chi Min juga.

Terjadi perbedaan gap yang luar biasa sekali antara trip yang dibayarin ama kantor sama trip biaya kantong sendiri, hahahahaha. Dari level hidup hotel Sheraton yang makan pagi, siang, malam terserah makan apa ngga pake pusing bayarnya gmana, ke level pelancong ala princess yang kemana-mana bawa koper padahal ngakunya backpacking. HAHAHA.

HCMC ini yah, sesungguhnya adalah kota yang saya sukai. Why? Karena banyakkkk taman kotanya, kawan. Mirip Bandung sih kalau saya bilang, ditilik dari ukurannya. Ke mana-mana jalan kaki bisa, bermodalkan google maps atao its-less-reliable-friend, apple maps *konon*. Yang jelas, kabar burung kalau pengemudi motor di Vietnam adalah yang paling jago di antara yang terjago itu benar. Di jalanan satu arah kalau mau nyebrang, jangan cuma liat ke satu arah doang, soalnya pasti bakal ada motor nyelonong dari arah sebaliknya.

Yang paling keren sih pejalan kaki lokal, nyebrang ngga pake liat kanan kiri. Parah, superman abis. Jadi kalo diliat-liat, sebenernya terjadi koordinasi yang luar biasa antara pengendara motor dan pejalan kaki. Selama si pejalan kaki itu nyebrang dengan kecepatan steady dan ngga ngagetin, si motor juga ngga bakal melambat tapi akan nyelonong ke arah belakang si pejalan kaki. MANTAB! Saya terpesona. Kalo ini postingan bahasa Inggris, saya akan nulis.. ~impressive.

Sehari dua hari di HCMC akhirnya mengajarkan saya untuk menyeberang dengan efektif. Hal ini ditandai dengan kejadian buruk saat berburu bus ke Kamboja. Sumpe ye, dicari dengan kata kunci apapun, ngga ada yang bilang EXACTLY di mana lokasi si bus yang bisa nganterin kita dari HCMC ke Siam Reap. Rata-rata pada bilang, "Oh ada di terminal bus." Berhubung hotel saya deket dengan terminal, ya santai dooongggg. Ternyata salah besar sodara-sodara! Yang harusnya perhitungannya seperti ini:

- Bus berangkat jam 7 pagi;
- Kita berangkat dari hotel jam 6 pagi;
- Naik taksi sebentar dan bisa menyisakan waktu untuk mencari tiketnya.

Menjadi seperti ini:

- Bus berangkat jam 7 pagi;
- Anak-anak mandinya LAMA BANGET AMIT-AMIT;
- Berangkat dari hotel jam 6.30 pagi sambil mencari taksi di depan hotel;
- Pas dikasi tau alamat tujuannya, supir taksinya MENOLAK, sodara-sodara. Bajingan abis ni supir. He said in a lousy super encrypted English, "No, noooo! It's you walk walk 5 minutes!";
- Jalan 5 menit ke arah yang ditunjuk supir taksi;
- 10 menit kemudian.. Masih ngga nyampe. Bajingan super beneran ni supir taksi biadab. Hahaha. Yang deket buat orang Vietnam, jauh buat saya. Ibaratnya itu saya jalan sambil geret-geret koper dengan kecepatan tinggi karena panik soalnya busnya berangkat 6 jam sekali, diikuti sama rombongan yang juga geret-geret koper, trus tiap nyebrang jalan pake cara orang lokal, beneran ngga liat kanan kiri. Asliiii keren abis!
- Sampe di terminal, ngga ada bus gede whatsoever dong. Nanya-nanya orang ngga ada yang bisa bahasa Inggris, google-google katanya di jalan Pham Ngu Lao. AAAARGH, bahkan website busnya sendiri (http://www.catmekongexpress.com.kh) ngga nyebutin alamat kita bisa nunggu si bus ini dimana. Minta digampar!
- Di pinggir jalan sambil jalan balik ke arah hotel ngikutin petunjuk google maps tentang jalan Pham Ngu Lao ini, saya menyetop taksi dengan niatan hantam kromo, setuju ngga setuju pokoknya anterin! Adegan yang terjadi kemudian membuat saya terkesima. Supirnya Bapak-bapak, pas ngeliat saya bawa-bawa peta, dia ngomong gini dengan suara berat, "Wait, let me put my glasses on". Tziiing! Saya sumpah melongo. Setelah seharian stres dengan bahasa Inggris orang HCMC yang parah super, ni orang ngomong Inggris with no Asian accent. "Yeah? How can I help? Oh, this street? You already there, just walk two more blocks from here. It's very near." WOW, AJAIB! Stres langsung hilang. HAHAHA.

So just for the sake of clearing someone else's path of knowing where exactly the place to wait for the Mekong Express bus is, just go to the Pham Ngu Lao street, ask any travel agent along that street for ticket to visit Siam Reap. Book the ticket waaaay in advance since Mekong Express is actually the best option to go there. Best bus with large compartment and the space to put your feet is spacey enough.

The exact address is 237 Pham Ngu Lao Street, Ben Nghe Ward, Distric 1, HCMC.

Anyway, karena kita ngeliat jam juga udah telat, sudah 7.30 *hiks*, akhirnya pake cara alternatif yang direkomendasi orang, yaitu dengan perjalanan bus 2x dari HCMC ke Phnom Penh dan dari Phnom Penh ke Siam Reap. Busnya sih Mekong Express juga, cuma waktu yang di Phnom Penh itu kita pake bus kelas lebih cupu, badan duduk juga pegel abis dan nyampenya jam 12 malem di Siam Reap. Sangattt menyedihkan.

Jika waktu boleh terulang kembali, maka saya akan memilih naik pesawat saja. HAHAHAHA. Mahal, mahal deh. Di Siam Reap ini tentunya tujuan utama adalah Angkor Wat dan angkor-angkor yang lain. Tapi karena rombongan juga bukan pecinta candi, dari belasan dan puluhan candi yang ada, kita hanya kunjungi tiga yang paling terkenal, yang mana saya lupa namanya. Hehehehe. Si supir tuk-tuk yang kita sewa pun mungkin rolling his eyes pas tau kita hanya mau 3 jam doang di Angkor Wat, ngga usah lama-lama soalnya pengalaman pas di Borobudur, jam 12 siang di sebuah candi itu panasnya naudjubillah.

Agak jomplang memang kalau dibandingkan dengan pelancong-pelancong lain yang dari jam 5 pagi sudah siap di candi dengan tripodnya untuk mengabadikan sunrise di Angkor Wat, atau yang nunggu sampai sore untuk mengambil foto sunset. Hahahahahaha. saya berangkat aja udah jam 9 pagi, pulang insisted jam 12 siang. *geleng-geleng*

Setelah itu wisata kuliner dimulaiiii! Makan siang di Siam Reap di sebuah restoran bernama Haven yang didedikasikan untuk penyaluran tenaga kerja anak-anak jalanan. Yang punya bule, pelayannya kayanya dididik untuk dipekerjakan di situ. Saya suka dengan restoran-restoran seperti ini. Asal tau alamatnya dan bisa nyampe ke tujuannya aja, pasti saya datangi. Abis makan siang langsung belanjaa di Angkor market. Aga kalap dengan selendang-selendangnya yang mure-mure. Dan kaosnya yang bordiran lucuk. Aneh memang, kalau jalan-jalan itu, saya lebih seru beli souvenir yang notabene buat orang, daripada beli buat diri sendiri. Hahahaha.

Lalu lalu, makan malam setelah ngiterin Siam Reap dengan another jalan kaki. Sukaaa deh kota yang bisa dijelajahi dengan kaki dan ke mana-mana dekat. Makan malamnya di restoran rada gaul bernama Blue Pumpkin. Di lantai bawah menjual beragam dessert dan bakery dan di lantai atasnya diisi dengan sofa yang putih keren lebar banget jadi kalo duduk di atasnya, kaki ngga bisa menekuk ke bawah, sehingga mau ngga mau ya harus lesehan di atas sofa. sayang waktu ke sana, semua sofa sudah occupied rata-rata sama orang bule.

Dari Siam Reap saya balik ke HCMC dengan Mekong Express (learning by experience) dan di sana makan lagi di tempat makah Pho yang enyakkk dan murah abis, yaitu Pho Quynh di jalan Pham Ngu Lao yang tadi-tadi juga. Kalo naik taksi ke sini ngomongnya Fhe Wen ya, soalnya pas kita ngomong Po Queen diketawain sama supirnya -__-". Little that I know kalo ternyata jalan Pham Ngu Lao itu jalanan backpacker. BANYAK GILA turis bulenya di sono. Dan kalo jalan di sana, ibu-ibu suka ngomong, "Be careful! Put your bag in the back. Put your bag in the back." Denger-denger sih suka banyak yang kecopetan tas. Tapi untungnya kita ngga sih.

Yah demikianlah perjalanan lucu ke HCMC dan Siam Reap. Sampai bertemu di episode selanjutnya. *halah*

Comments

Popular posts from this blog

Ayam Suwe

Weird

Years we have had