One taste of my say

Minggu kemarin I finished season 7 The Celebrity Apprentice and I got to say Omarosa is the first real living bitch I've ever seen in my entire live. Hahaha. I hardly called anyone as a bitch before, I'm not that rude, mind you. But she is unbelievable. Un-be-lie-va-ble. The devil herself. She's sly, she's suck up, she's a traitor, and definitely a character murderer. Wow, I've never seen anyone so blatantly pitiful like herself.
Considering I'm quite an open minded person about certain weird things, this is pretty ironic. At first I thought she's just another killer apprentice, a great business woman, but then I realize something. There's a fine line between great business woman and plain pathetic kiss ass. She just did something that crossed the line. A great business woman knows when and where to put herself into any difficult situation. You got to have decent thinking AND attitude to be a great business woman. But that's not enough. You also need to create your network, to socialize and build a strong relationship with your peers. And not consistently stab them in their back every freaking 5 minutes.
Bedanya The Celebrity Apprentice ama the rest of those 6 seasons is their status. They're celebrity, they don't need the job, they just did it for fun, and for charity 'fcourse. They acted differently in the board room, they tend to do everything on their own accord, akhirnya mereka tu cenderung santai and .. well.. more likely to enjoy the new friendship and the continuously new task. Ok gue jadi lupa mau bilang apa.
Intinya, kehadiran tokoh Omarosa yang notabene bukan celebrity, itu tuh kaya ular mau masuk kerumunan gajah. Bikin para gajah jadi heboh, sekaligus bikin mereka marah. Gila ya, gue yang nonton aja bete, dasar perempuan laknat, what sort of great business woman yang insulted your family every ten minutes in front of your face? Pusing gue, tu orang macemnya tokoh sinetron yang minta digampar, too good to be true. Is it her real self?
Kocak de quote2 pemaen Apprentice yang lain, "Marilu for Omarosa? There is a God.", "Replacing Marilu with Omarosa, is like replacing the devil with.. Nelson Mandela, to be honest.", hueahuehauehuahea, ok emang itu semua quote-nya Piers Morgan. Never thought I'm gonna throwing some sympathies toward this guy, but he deserved it. In fact, I love every male players in this season. They acted all fun, natural, not bitching like women do, and played along. I don't buy any silly fight between them, even with Vincent Pastore or Stephen Baldwin or anyone else. I think they'll make a very happy reunion once it's all over.
So far though, my most favourite player of the season is Gene Simmons. Typical, but nothing to be ashamed. He rocks! Despite his scary outfit band performance (KISS), he's a nice and very cool gentleman. Aaaaah, paling sedih waktu he got fired, kocak pake bawa2 nama Omarosa segala. Emang tuh wanita biadab, walopun waktu episode itu dia ngga salah apa2, tapi seharusnya dia aja yang dipecat instead of Gene Simmons.
Speaking of which, the most questioning episode was when Donald Trump fired Nely Galan (Latino TV producer), heran ya masalah Gene Simmons sacrificed himself itu dibawa-bawa mulu. I don't think he got the right reason as to why he fired her. Seharusnya Omarosa dong, kan dia PM-nya?????? The idea is all hers, she's accountable to every product they made, dan kalo ini episode dimaenin di season2 sebelumnya, si Trump bakal mecat Project Manager kalo emang staff2nya not responsible enough for their loss. Gila ini mah sentimen pribadi gara2 Trump temenan deket ma Gene Simmons. Pusing gue, Gene aja ngga keberatan si Nely ngga dipecat, napa Trump yang dendam?
Hosh hosh...
Emang Apprentice season 7 ini paling berwarna. Tapi untuk episode 5 yang katanya mendapat skor 10 dari 10, I don't really think so. Hehehe, biasa aja, it doesn't even look real. Masih lebih seru yang Piers vs Omarosa di episode selanjutnya. Sampe Trump batal mecat siapapun dari grup yang kalah just because he intended to fire Omarosa cuman sayangnya si Omarosa ada di grup yang menang. Hahahahhahaha, enak euy jadi bos reality show. Ubah peraturan seenak dengkul.
Anyway, talking about other favourite character, Trace Adkins is the most sweetest guy I'd pick among them all. He's one 'little' down to earth shy guy. I love him, the God's voice he has, and his behaviour, cool, calm and confident =P Like Ivanka Trump said, "Trace Adkins is the good moral compass in this team."
Stephen Baldwin is another favourite character of mine. He's funny, he loves to laugh, he's smart, full of ideas, and he sort of gives me pinch in my heart for his love to God. Quote, "They all think I'm crazy!! Well, I am crazy... for Jesus." *Laughs heartily* Doenk!
------------------------------------------
Again, review review review...
MOVIE
August Rush
A light yet beautiful story about music, family and compassion. Ide ceritanya sederhana yah, tapi penggambarannya bagus. Endingnya ngga maksa yang aneh-aneh, simply beautiful in my opinion.
Yang paling exciting about this movie is of course.. the SOUNDTRACK, especially Father's Song yang dinyanyiin ma Leon Thomas III (si gimbal pengamen jalanan di Central Park). Keren bangeeet, gue shock pas dia nyanyi itu akustikan. So freakin bening wae suaranya.
Trus trus, gue baru ngeh ternyata bocah cilik yang maen di August Rush is also playing in Spiderwick. Si Freddie Highmore ni tampang bocah ganteng (pedofil mode on, hohohoho) Gue jadi pengen nonton Spiderwick, is it good?
And then,
Chronicles of Narnia
Ahahahaha, apalagi yang awak tonton di pelem ini selain Edmund (Skandar Heynes). Kalo di Narnia 1 si bocah ini dah keliatan luthu-luthu gtu (walopun geblek jatoh ke tangan si jahat), nah di Narnia 2 si Edmund grew up jadi bocah cool. Cool as in very-very cool =D Tak sungkan-sungkan awak menghela nafas panjang tiap kali tampangnya si Edmund disorot gede-gede ke layar. Hehehehehehe.
Untuk ceritanya sendiri sih, well okelah, cuman ngga suka karena settingnya malem-malem mulu, apa-apa gelap. Kalo di Narnia 1 kan perangnya keren banget, karena settingannya siang dan alam Narnia yang indah itu diekspose gede-gedean. Nah di Narnia 2 sih kaga =(
And then, yang jadi Prince of Caspiannya minta ditabok. Belagu banget, apanya yang 'si tampan dan gagah berani'. Amit-amit. Mending Peter kemana-mana.
BOOKS
Udah namatin Artemis Fowl looh, ternyata ceritanya seru euy, hahahaha, ngga ngebosenin kaya cerita-cerita fantasi standar. Soalnya setting perang manusia dan kaum peri tuh dah kaya FBI lawan CIA =D Teknologinya canggih-canggih. Hahahaha.
Kemaren browsing Gramedia again, ada buku lucu judulnya Neverwhere, cuman lupa pengarangnya sapa. Ceritanya tentang pria yang terperangkap dalam dunia London Bawah, yang tentunya beda dengan dunia London Atas, dimana di London Bawah ini penuh dengan kejahatan-kejahatan, and so on and so on... Pengen beli tapi malah ended up beli sendal -____-
JOURNEY
MInggu kemaren setelah berhari-hari ngabisin vacation di Bandung, akhirnya Senin kemaren bisa tiba dengan selamat kembali ke Jakarta. Di Bandung sono, selain ketemu dengan mahluk-mahluk lama jaman SMU, tentunya tak lupa gue mencicipi kafe-kafe yang ada di sono. Hehehehe.
Well, hari pertama gue makan di Tizi Cafe. Menurut salah satu oknum, Tizi cafe ini bagusnya dinikmati pas malem-malem, tapi berhubung ngga ada waktu buat keluar malem yah apa bole buat. Di Tizi makanan khasnya tuh steak-steak segede babon, untungnya gue cuman nyobain omelette jamur pake roti. Ada juga schaslichk (halah, susah bener nulisnya, ini pokoknya sate2an gtu lah, daging sapi tapinya) yang satu tusuk harganya 21rb, 2 tusuk harganya 35rb (more or less) dan seterusnya.
Trusss... abis itu nyobain Cabe Rawit. Ini berbeda drastis ma Tizi di atas. Kalo di Tizi makan 3 orang bisa abis 150rb-an, kalo makan di Cabe Rawit 150rb-an bisa buat makan 5 orang. Hehehehehe. Ended up di Cabe Rawit sampe jam 3 pagi, ngobrol ampe teler antara temen-temen SMU gue. Bandung tuh hebat de, nelpon sana-sini, bisa ngumpul2 juga, walopun mayoritas gue ngga kenal.. hohoho, abis pas SMU beda kelas jadi ngga ngeh =P
Stupid thing was, karena selesenya jam 3 pagi, alhasil gue ngga dapet tempat nginep T__T Temen gue yang seyogyanya jadi tumpangan tidur gue mendadak didatengin tamu dari keluarga suaminya seabrek-abrek. Jadilah gue dan 2 temen gue yang lain (dengan rasa solidaritas yang tinggi berhubung saya wanita yah) nyari2 motel yang nerima tamu jam 3 pagi. Wakakakaka, sumpah kalo diinget lagi aga2 dodol. Udah jalan kali sepanjang Dago, nemu Hotel tapi penuh, trus ditunjukin arah ke sana ke mari. Nyaris loh saking suntuknya kita pada niat nginep di warnet 24 jam. Lumayan murah =D Tapi gue horornya sih kalo di warnet ntar gue malah ngga tidur T__T padahal hari esok masih panjang, ngga lucu dong kalo siang2 di Bandung malah ngabisin waktu buat tidur.
Ya intinya akhirnya kita bayar hotel 1 kamar 150 rebu cuman buat ditidurin 6 jam, karena besoknya jam 9 langsung pada cabut. Euuh, tuh kamar hotel ngga banget >_< Debunya gila-gilaan, kamar mandinya walopun gede tapi geli2 gitu makenya, aaargh, untunglah gue keingetan akan seorang teman lama =P yang kost-nya bisa ditumpangin tidur besok paginya.
Begonya (again), karena status teman lama itulah, gue malah ngga tidur =D Kita berdua malah ngobrol panjang and akhirnya dia nunjukin tempat makan murah meriah di Bandung. Yay! Suka de saya ma ni orang, anaknya tau tempat2 kuliner asik di Bandung, hohoho.
Awalnya pengen makan di Kafe Halaman, tapi rada-rada bokek gara2 hotel biadab tu, jadinya makan siangnya di Kedai Mie Dago deeeh, cuman modal 10rebu dah macem di Mie Berkat Margonda. Trus dilanjutkan dengan makan sop buah (yang walopun di Jakarta ada tapi gue ngga pernah nyoba, aneh sih ya namanya).
Hmm, sebenernya masi pengen nyoba es duren 10rebuan tapi ngga kesampaian. Belum lagi Bandung Milk Center, Sate Maranggi, dll.
Sigh, but it's okay, cukup oke juga tinggal di Bandung beberapa hari (ampe bolos kerja segala), udaranya masih sejuuuk, Depok ngga ada apa2nya. Hahahaha, begitu balik langsung heboh gara2 kepanasan =D Mana rumah temen gue tu di daerah bukit-bukit ala vila gtuh, nice house, girl!

Comments

Popular posts from this blog

Weird

Ayam Suwe

Years we have had